Senin, 12 April 2010

mengetahui dengan lebih baik...

Pernahkan Anda dihadapkan pada sebuah situasi dimana rasa penasaran atau kecurigaan terhadap seseorang muncul sedemikian kuatnya yang meski anda coba untuk menghilangkan justru perasaan curiga atau penasaran itu semakin anda pikirkan?
Atau secara sederhana pernahkan Anda memikirkan sejak kapan anda mengetahui perasaan suka atau sayang atau bahkan cinta terhadap kekasih Anda itu muncul? yang seringkali perasaan ini muncul ditandai dengan adanya kegelisahan ketika tidak bertemu dan menjadi bingung setelah bertemu, adanya ketidakrelaan ketika orang yang kita suka didekatin oleh kompetitor.

Saat itulah tiba tiba banyak sekali waktu dan energi Anda curahkan untuk sekedar memikirkan sedang apa dirinya? baju apa yang dia pakai? dan bahkan bisa mucul ide ide atau tindakan konyol diluar kebiasaan kita misalnya- seperti mengikuti kemana saja 'target' bepergian tanpa tahu persis apa yang kita cari sebenarnya.

Kita seperti mempunyai energi lebih untuk memperhatikan dan selalu menambah "pengetahuan"kita terhadap apapun yang terkait dengan hal hal yang kita sukai. Seperti seorang anak yang hampir tanpa lelah bermain kesukaannya dan kemudian terus tenggelam dalam dunianya, sambil berproses menyerap kegembiraan, keceriaan, kesenangan maupun sensasi menyenangkan lainnya. Setiap menemukan hal hal baru akan mendorong keingintahuan kita mengetahui hal hal baru lainnya. bentuk hasrat ini telah banyak diwakilkan oleh peran media masa dimana rasa keingintahuan publik/masyarakat terhadap berbagai isu/topik informasi benar benar terpuaskan. kita seperti seorang pelancong dengan bugdet cukup dibanjiri dengan berbagai tawaran akan berbagai ragam cinderamata ketika berada di suatu lokasi wisata.

Media massa telah memberi akses kepada kita akan hampir semua kebutuhan informasi yang kita butuhkan, hampir semuanya berlimpah dan mengakses kebutuhan informasi dan rasa ingin mengetahui diantara sekian banyak informasi adalah suatu kerumitan tersendiri bagi sebagian orang. Andai saja kita mampu menciptakan sebuah mekanisme yang paling efektif dan efisian dalam berbagi pengetahuan yang paling mendukung pengembangan diri dan kemampuan kita dan mengutilisasi pengetahuan dengan baik dan mampu mengembangkannya sehingga bagaimana proses kita mengetahui sesuatu hal akan berjalan lebih baik lagi.

Sering timbul gap atau jarak yang membedakan kita dengan generasi diatas kita atau bahkan generasi dibawah kita dari sekedar istilah, alat /prasarana komunikasi, bahasa , sampai sistem kepercayaan yang dianut masing masing generasi bisa memunculkan gap ikatan hubungan komunikasi maupun interaksi sosial. Kita seperti terkotak kotak bukan hanya oleh suku, agama, ras, aliran kepercayaan tetapi lebih kuat lagi terkelompok dalam agama baru yaitu 'informasi'.

Mungkin ibu atau nenek kita tidak akan terlalu tertarik dengan bagaimana artis anu begitu sambil ini dan itu, atau bagaimana sorot kamera dan ulasan media terpusat kesatu arah "hot issue" yang kecepatannya berganti ganti setiap hari, jam bahkan menit seperti slide seminar yang kecepatan perpindahan antar slide bisa berganti sesuka hati program yang kita inginkan. Generasi ibu atau nenek kita mungkin lebih tertarik ke acara acara seperti kumpul dengan teman, arisan, nonton sinetron, atau kegiatan keagamaan karena tingkat kesadaran beliau beliau ini lebih kearah religius. Mungkin sorot kamera dan ulasan media akan berganti topik menyajikan informasi berbeda dari yang sering kita alami sekarang ini jika misalkan ada beberapa nenek nenek dengan gaya baju seperti anak muda jaman sekarang berdugem ria, merokok, dan "menikmati hidup" dan berjemur disebuah pantai dengan bikini ketat...just imagine aja.

Sebuah passion akan suatu hal berpeluang menutup peluang untuk mengetahui hal lainnya. Sama seperti ketika kita dihadapkan pada dua buah acara TV stasiun yang berbeda yang sama-sama menarik dan kita sukai tetapi jam tayangnya bersamaan. Pada akhirnya pilihan harusnya berada pada diri kita. Kitalah yang menentukan apa saja yang kita perlu dan ingin kita ketahui dan atas dasar tujuan apa kita mengetahui hal tertentu. Tidak semua pengetahuan yang disajikan dan ditawarkan berguna untuk diri kita. kalau kita terjebak dalam arus informasi tanpa bisa memanfaatkan untuk pemberdayaan diri atau setidaknya mengetahui konsep dibalik 'segala sesuatu'. Pernahkan kita berpikir siapa yang paling diuntungkan dalam setiap detik waktu yang kita miliki? siapa yang paling banyak menyita waktu kita sehingga tingkat kemajuan yang kita raih belum bisa mengikuti kecepatan laju kebutuhan kita? Apakah kita berpikir apa hidup yang kita jalani tergantung dengan bagaimana pihak diluar diri kita? kecepatan kita mengetahui dengan lebih baik dan mengetahui tujuan sebuah pengetahuan akan membuat kita diketahui sebagai orang yang lebih beruntung.

Sebagai renungan, penglihatan mungkin bisa menipu, pengetahuan akan melahirkan kebijaksanaan dan mengetahui bagaimana mengetahui dibalik sesuatu yang harusnya kita ketahui akan membesarkan kemungkinan kita begitu beruntung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar