Kamis, 08 April 2010

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya

Seberapa sering Anda mendengar istilah "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya"?

Mungkin istilahnya sudah tidak sering terdengar karena jaman sekarang serba 'to the point' gak pakai istilah atau ungkapan lagi. Namun pada dasarnya banyak sekali ungkapan, komentar, keyakinan, atau kalimat yang kita dengar mengasumsikan hal tersebut benar atau sebaliknya kurang tepat.

yang membenarkan berangkat dari analogi bahwa buah akan jatuh tak akan jauh dari pohonnya yang kurang lebih berarti seorang anak akan mengikuti jejak orangtuanya baik dalam karir maupun perilaku dan lebih penting lagi bentuk wajahnya....Jika bentuk wajah(sang buah) berbeda jauh dengan orangtua (pohonnya) maka patut diduga-istilah hukum praduga tak bersalah-adalah buah dari pohon lain... he he.

Secara umum istilah tersebut sering digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi baik yang positif maupun yang negatif. Misalkan seorang Megawati Soekarnoputri adalah contoh bagaimana seorang anak akan mengikuti jejak karir politik sang ayah, di Amerika kita mengenal nama Jr (junior) atau Sr(senior) dibelakang sebuah nama-misalkan Bush junior dan Bush senior yang sama sama mantan presiden AS dan masih banyak contoh laindisekitar kita.

Sebagai anak, kita akan bangga jika ayah/ibu atau bahkan keduanya adalah sosok atau figur yang disegani dan punya reputasi yang bagus dalam masyarakat karena kita secara tidak langsung akan mendapatkan privilege atau keuntungan atau bahkan warisan atas suatu karisma atau efek positif atas prestasi dari para leluhur kita. Patut menjadi catatan -with big power comes big responsibility-segala keuntungan besar tersebut juga berarti tanggungjawab besar menanti untuk menjaga reputasi sehingga nama baik akan tetap terjaga.

Dalam posisi inilah seringkali hubungan buah dan pohon bisa menjadi hubungan 'musuh dalam rumah'. Pernahkah Anda dituntut untuk berprestasi tinggi untuk menjadi kebanggaan orangtua? Pernahkan Anda dimarahi dengan sangat keras karena orang tua kita merasa malu dengan tingkah polah kita? Atau pernahkan Anda sebagai orangtua merasa anak anda bandel tidak mau mengikuti saran maupun pendapat terbaik menurut Anda? atau secara sederhana siapa diantara figur Ayah atau Ibu yang menurut Anda lebih dekat? atau anak keberapa yang lebih menurut diantara yang lain menurut Anda sebagai orangtua? Pernahkan Anda mengimpikan sosok anak impian atau sosok orangtua impian menurut perasaan atau pikiran kita? dan kemudian kekecewaan demi kekecewaan semakin lama semakin menumpuk membuat Anda jengah, frustasi lalu merasa tidak cocok dan menjalin hubungan artifisial saja dengan mereka. Rumahku adalah Surgaku terasa didunia impian nun jauh disana...

Dalam kenyataan sehari hari, istilah tersebut bisa berbahaya jika dianggap sebagai keyakinan/belief. misalkan karena ayah/ibu kita miskin maka sudah wajar jika kita juga miskin. jika ayah kita pencuri maka anaknya wajar menjadi perampok dan cucunya sebagai pembunuh.

Dititik ekstrim lainnya, istilah buah tak jauh dari pohonnya digunakan untuk menggambarkan bagaimana buah bisa jatuh sangat jauuuh dari pohonnya. banyak kisah orang sukses dan besar justru berasal dari orangtua yang kurang mampu. Patut diacungi jempol sebagai tanda salut dan apresiasi atas kinerja orang orang yang bekerja keras dan berangkat dari kondisi keterbatasan dan mampu mengalahkan semua tantangan untuk menjadi pemenang.

Untuk saling mengingatkan, bentuk bentuk keyakinan apa yang sekarang ini tertanam dalam diri kita dan sudah menjadi bagian unik dalam diri yang terbentuk dan dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua kita? bagaimana pola hubungan tersebut membentuk suatu anggapan tertentu dalam diri kita? dan sebagai orangtua hal yang telah tertanam dalam diri kita tersebut apakah terduplikasi lagi kepada anak anak kita??

Adakah orangtua kita mengajarkan berkata bohong, mengkorupsi pendapatan yang seharusnya masuk ke rekening keluarga untuk kepentingan pribadi, menghancurkan harga diri kita, membuat tidak nyaman kurang aman bahkan menjadi ancaman?
Adakah kita sebagai anak telah melaksanakan harapan harapan terbaik dari orangtua,memberi keyakinan kepada mereka bagaimana masa depan kita?

Pada akhirnya yang terpenting bukan "buah itu jatuh jauh atau dekat dari pohon", yang terpenting adalah proses membahagiakan dari pohon menghasilkan buah bagi keduanya dan alam semesta - tidak peduli seberapa dekat atau jauh jatuhnya buah dari pohon.

Dan semoga diri kita terbebaskan dari belenggu pikiran yang kita ciptakan sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar