Jumat, 09 April 2010

Dimana Kebahagian Itu...

Pernahkan Anda bertanya kepada diri sendiri dimana sesungguhnya kebahagiaan itu berada? Upaya apa saja yang kita lakukan untuk meraih kebahagian? Tanda tanda apa yang nampak ketika seseorang itu telah bahagia?

Satu hal yang pasti semua orang sesungguhnya mendambakan kebahagian dalam hidupnya. Segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan kita pada dasarnya terkait erat dengan kebahagian. Saat kondisi keuangan memburuk ditandai dengan penurunan pendapatan atau dihadapkan pada ketidakpastian dan disisi lain beban pengeluaran yang sudah dalam ambang batas "irit bin hemat"tetap tidak terjangkau maka kita merasakan kesedihan sebagai sahabat, perasaan tidak berdaya sebagai kawan dan kebahagian sebagai teman dekat yang berkhianat- saat ada uang anda datang saat tidak ada uang anda pindah keorang lain-dan begitulah siklus bergilir dan bergantian berputar diantara kita seolah satu satunya yang membahagiakan bagi sosok kebahagian adalah ketika dia meninggalkan kita.

Saat ketenaran dan sorot mata khalayak terpusat pada kita, aliran pendapatan lebih cepat dari aliran darah kita meski diiringi pengeluaran yang tidak mau kalah cepat menguras uang kita dengan berbagai dalih mempertahankan eksistensi atau mengungkapkan jati diri, tidak masalah begitu batin kita ketika ada bisikan lemah dan pelan bertanya"Mengapa". "Apa?" jawab kita keras dan tegas dalam kebimbangan dan sesaat kemudian kita tenggelam lebih dalam lagi mengikuti beat musik kehidupan yang entah kita ciptakan atau kita yang terseret arus didalamnya.

Disaat yang lain, ketika sebagai seorang lelaki, anda menganggap kinilah saatnya aku beristri lagi supaya aku bahagia atau lebih bahagia (kadang perasaan "jenius" ini jauh tersembunyi dalam lubuk hati dan tertutupi oleh argumentasi pikiran Anda yang lebih dulu mengenal tingkatan kecerdasan jenius) karena yakin telah bisa bersikap adil dengan hanya diukur dari kalkulasi matematika, total kekayaan dan pendapatan Anda telah lebih dari cukup untuk menghidupi sekian jumlah isteri dan masing masing keturunannya nanti....saat itu Anda yakinkan pasangan lama dan baru dengan janji dan dalil agama serta contoh dari nabi bahwa sikap adil adalah visi, Anda bandingkan diri Anda dengan bagaimana diluar sana banyak para lelaki sebagai suami menelantarkan keluarganya atau para lelaki yang kabur ketika sebuah tanggungjawab menanti. Anda yakinkan diri anda adalah pilihan, sebagai pilihan anda yakin bahwa ketika ada penawaran kemudian akan datang permintaan...

Sebagai renungan, adakah saat kita dilahirkan orang tua kita menyambutnya dengan suka cita dan penuh dengan perasaan bahagia? Apakah kita merasa baru akan bahagia ketika sesuatu hal yang kita idamkan berhasil kita raih? Sering kita mensyaratkan sebuah kebahagian baru akan kita rasakan ketika berbagai kondisi ideal yang kita inginkan tercapai. Saya bahagia jika.................(sekian banyak kondisi dan syarat akan Anda isikan untuk mengetahui bagaimana rasanya bahagia). Apakah kita selalu hidup dalam kondisi ideal itu?

Sering kita mencari diluar sana sedemikian kerasnya dengan berbagai syarat dan kondisi yang harus terpenuhi agar bisa bahagia, tetapi sesungguhnya arti dan rasa kebahagian itu berada didalam diri kita sendiri bukan diluar diri kita. jika kita sibuk mencari diluar sana maka kebahagian akan semakin jauh diri kita, semakin banyak syarat dan kondisi yang harus terpenuhi maka semakin berat dan lama kebahagian itu kita rasakan.

Kebahagian bisa kita rasakan dengan bersyukur bahwa hidup kita adalah sesuatu yang luar biasa, menerima senyum manis dan tulus dari orang terdekat, udara pagi yang segar yang kita hirup menyegarkan rongga dada kita sudah lebih dari cukup untuk merasakan bahagia, matahari tetap setia terbit dari timur memberi semangat kepada kita untuk terus berjuang dan berupaya yang terbaik....

Mengetahui letak kebahagian dalam diri kita kemudian menyadari bahwa sarana untuk berbagi kebahagian sudah tersedia di sekitar kita dan menunggu tindakan nyata kita...

Semoga kita diberi limpahan kebahagian yang memancar dari dalam diri kita semakin lama semakin besar. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar