Kamis, 15 April 2010

the good father


Apakah Anda sering mendengar istilah Godfather? Sebuah istilah yang kita kenal melalui sebuah film yang bercerita tentang mafia dan disebarluaskan keseluruh dunia melalui film The Godfather, sebuah film yang dirilis pada tahun 1972 disutradarai oleh Francis Ford Coppola dan dibintangi antara lain oleh Marlon Brando dan Al Pacino serta diangkat dari novel tulisan Mario Puzo. Film ini bercerita tentang sebuah keluarga Mafia di Amerika Serikat yang dipimpin Don Vito Corleone (Brando) dengan berbagai intrik dan pertentangan untuk berebut kekuasaan didalamnya.

Secara umum sosok Godfather digambarkan sebagai bos dari segala bos yang memegang kendali suatu wilayah tertentu dengan bisnis utama adalah narkotika, prostitusi, pencucian uang, perjudian dan semua bisnis yang beraroma ilegal. Selain sebagai penguasa seorang Godfather digambarkan juga merupakan ketua klan sebuah keluarga besar mafia(kumpulan berbagai keluarga) yang dengan mengunakan segala cara tidak peduli melanggar hukum manusia, alam dan Tuhan sekaligus dan penuh kepuasaan ketika semakin kejam dalam bertindak yang penting bagi seorang Godfather adalah semua kepentingan bisnis dan keamanan keluarganya terjaga. Hampir sepanjang cerita dihiasi dengan berbagai intrik dan perebutan kekuasaan untuk saling menjatuhkan dan sebagai akibatnya keluarga dalam hal ini isteri dan anak anak sering menjadi korban...

Ilustrasi diatas adalah gambaran bahwa kita sebagai seorang laki laki atau seorang ayah bisa mendapatkan segala macam alasan dan data pendukung untuk membenarkan segala tindakan kita demi membahagiakan keluarga dan kepuasaan diri sendiri dengan semua cara logis dan sesuai selera insting/bawaan alamiah yang melekat pada diri kita karena kita merasa dihadapkan oleh pilihan yang harus diambil secara cepat yaitu Anda mau melakukannya atau anda biarkan orang lain yang melakukannya. Masalah tambahan lain yang menambah kompleks suatu kondisi adalah seberapa besar resiko atau akibat dari pilihan pilihan yang tersedia dan mau kita ambil dan ukur resikonya selain juga fakta bahwa diera sekarang ini siapa yang bisa memenangkan gambaran pencitraan melalui berbagai media dengan jumlah pembaca atau pengikut yang besar akan menentukan siapa yang benar pada akhirnya.

Saat Anda memutuskan untuk tidak menyerobot lampu lalu lintas yang sudah menyala bisa jadi anda lihat disekeliling Anda masih ada beberapa kendaraan yang menyerobot atau bahkan kendaraan dibelakang Anda membunyikan klakson mendorong Anda untuk ikut berlomba menyerobot juga karena menurut mereka hal ini tidak lebih sebagai lomba For1 (baca: For One atau formula balapan dengan satu aturan : melanggar aturan adalah satu satunya aturan yang ada dan poin akhir ditentukan seberapa banyak dan beanr Anda mematuhi aturan tersebut).

Saat Anda mau tertib membayar pajak anda saksikan pihak lain dengan berbagai upaya berusaha membayar pajak lebih rendah dari yang seharusnya...Anda saksikan pula kondisi yang lebih parah ketika ada oknum pegawai pajak yang secara berjamaan memanipulasi uang setoran pajak demi kepentingan pribadi disaat remunisasi dan insentif khusus bagi mereka naik cukup besar.. Dan saat semua masalah diatas sana belum selesai bermunculan bak air hujan (istilahnya HUKUS =hujan kasus), berbagai kasus lain dari dugaan mafia kasus di berbagai instansi pemerintahan/hukum, bentrokan berdarah di koja, kasus Susno dan kasus kasus lainnya.

Belum lagi kasus atau permasalahan yang utama bagi diri kita yaitu memenuhi berbagai kebutuhan/kepentingan pribadi dan keluarga...ditengah arus kondisi hiruk pikuk dan tarikan nafas didada yang semakin sesak membuat kita berperilaku kurang adil atau menjadi figur yang tidak pantas ditiru oleh anak anak kita.

Figur yang kita inginkan adalah sosok the good or the best father namun bisa jadi figur yang ditangkap atau diterima oleh anak anak kita akan menjadi the bad or godfather sebuah keluarga mafia. Saat kita lebih sering menggunakan amarah untuk menunjukkan siapa yang berkuasa dan kemauan kita yang paling benar dan posisi anak anak adalah sebagai anak buah atau pribadi yang harus menurut secara kaku dan keras, disaat lain cacian dan makian atau perselisihan dengan pasangan yang berujung pada pertengkaran hebat sering terjadi didepan anak anak kita, sebagai father kita tidak bisa memberikan contoh yang baik bagi anak anak, tidak bisa melindungi dan menjadi sahabat bagi anak anak kita lalu kita mengharapkan kepatuhan dan kesetiaan dari mereka.

Atau secara instan kita mempercayakan anak anak kita dibawah asuhan pihak lain dengan alasan kesibukan kita dan tidak pernah mengecek bagaimana proses pendidikan dan pendewasaan anak anak tersebut. Kita lebih menginginkan ukuran ukuran nilai, ijasah, kepandaian, karir dan jabatan, proses yang cepat dan doktrin kemauan kita kepada anak anak kita dan mengabaikan apakah anak anak kita menikmati semua proses yang terjadi.

Dalam membiayai anak anak pun menjadikan kita merancang ide ide diluar etika dan norma yang pada ujungnya jika terpeleset akan menghancurkan semua yang pernah kita bangun selama ini dan jika belum atau tidak terpeleset berhati hatilah karena apa yang kita tanam pada akhirnya kita juga yang akan menuai.

Korupsi dan upeti terselubung, jasa fee diluar kebiasaan yang dibenarkan,penelikungan denda atau pembayaran yang seharusnya untuk pihak lain kita alihkan ke milik pribadi dan berbagai modus lainnya yang semakin lama semakin canggih dan sulit untuk dilacak.

Saat kita meninggal kelak memori anak anak kita akan mengenang sebuah film tentang bagaimana perjalanan diri kita menemani dan berinteraksi dengan mereka dan tentang bagaimana jejak jejak langkah kita mengisi jalannya cerita dan alur maupun hasil ending dari cerita itu berpengaruh besar bagi perjalanan bagaimana selanjutnya mereka membuat cerita sendiri tentang hidupnya kemudian untuk diwariskan kembali kepada anak turun mereka dan selanjutnya terus menerus...

Semua dari kita berharap kita akan dikenang setidaknya sebagai the good father bagi anak anak kita bukan hanya dalam artian fisik tetapi lebih jauh dan dalam lagi menaungi segala aspek emosi, spiritual, pemikiran dan energi positif yang pada akhirnya semua kebaikan akan menghasilkan kebaikan dan sisi negatif kita akan diampuni oleh pihak yang kita rugikan. Semoga

Apa maumu


pernahkah Anda dihadapkan pada suatu kebimbangan? atau setidaknya pernah mendengar istilah buah simalakama dimakan si ayah mati tidak dimakan si anak yang mati semakin lama mikir makan yang mana maka keduanya akan mati. Intinya kita dihadapkan pada kondisi apapun pilihan yang kita ambil baik memilih atau tidak memilih pada akhirnya ada suatu hal yang tidak kita inginkan.

Jika kita terlalu sering mengalami kondisi kebimbangan tersebut maka- patut diduga-sebuah tanda bahwa kemampuan kita dalam menyelesaikan suatu masalah perlu dievaluasi dan ditingkatkan karena kecepatan perkembangan masalah semakin cepat dan terus updates sedangkan tingkat kemampuan diri kita untuk menyelesaikan banyak hal sekaligus masih sering menggunakan metode yang kita pelajari dimasa lampau.

Untuk urusan memilih menu makanan saja sering kali kita juga mengalami suatu kebimbangan hendak memilih menu apa yang saat ini ingin kita makan. Ada suatu perasaan hendak memilih menu A karena sepertinya menu ini baru dan lezat apalagi ditawarkan oleh Farah Quinn misalnya dan dipilihan yang lain ada menu B yang terasa mak nyuuuss dan merupakan menu andalah. Hendak memilih kedua akan berat diongkos dan perut yang tidak kuat lagi...

Disaat yang lain ketika terpaksa naik metromini di Ibukota kita sering dibuat bimbang oleh banyak hal. Mau duduk disamping orang yang kelihatannya sangar, agak bau atau tetap berdiri, mau memberi uang ke pengamen yang tiada putus silih berganti atau menolak, ada perasaan ikut senang luar biasa ketika metromini yang kita naiki ngebut sangat kencang karena kita sedang buru buru ke suatu tujuan dan disaat lain perasaan kita khawatir karena cara mengendarai sopir metromini yang kita naiki ugal ugalan ditambah lagi kita mengetahui suatu fakta bahwa suku cadang dan perawatan sebuah armada angkuta umum yang kurang bagus menjadi sebab utama kecelakaan...

Saat pindah atau bepergian kesuatu kota kita menginginkan segera banyak kenalan atau kawan yang baik dan bisa membantu ketika dalam kondisi sulit atau sekedar bertukar informasi. Disaat yang lain kita lebih ingin menyendiri karena kita menyadari permasalahan yang kita hadapi sesunguhnya kita juga yang harus menyelesaikannya. Meminta saran dan pendapat, masukan atau lari dari kenyataan pada akhirnya harus ada tindakan nyata yang kita buat untuk menyelesaikannya.

Saat sendiri kita merasa butuh dan perlu kekasih atau pasangan, berbagai hal kita upayakan untuk mendapatkannya. perjuangan saat pendekatan atau memori dan kenangan saat indah bersama adalah sebuah kebahagian tersendiri. Disaat lain kita merasa menyesal telah mengenal mantan kekasih yang telah sekian lama menemani dalam suka dan duka... ada perasaan pada akhirnya kesendirian jauh lebih baik, kita merasakan suatu kebebasan. Atau disaat beban sedemikian beratnya karena tindakan pasangan yang terus menerus membuat kita kecewa kita ingin segera membebaskan diri kita keluar dari kondisi ini entah dengan bercerai atau sekedar putus bagi yang belum menikah ...dan kita tidak peduli lagi bagaimana nanti dengan anak anak atau keluarga atau apapun resiko yang ada jika langkah ini terpaksa kta ambil. Kita perlu mengambil jarak yang cukup untuk sejenak meredakan beban yang kita alami.

Saat yang lain kita menantikan sang buah hati lahir kedua ini melengkapi kebahagian yang sudah ada. hari demi hari penantian itu terasa lebih lama dari biasanya dan tibalah waktu ketika proses antara hidup dan mati bagi sang ibu itu terjadi...dan senyum kecil cari bibir mungil membawa cahaya terang keajaiban seperti pesan dari Tuhan ketika menitipkan sesuatu yang sangat berharga bagiNya untuk kita. Kita dipercaya oleh Tuhan merawat dan mendidik titipan dari Sang Hidup.

Saat tumbuh berkembang, kedekatan dan rasa cinta kita curahkan kepada anak kita sedemikian besarnya hingga kadang pasangan merasakan agak tersisihkan. Disaat kelucuan mulai memudar dengan berbagai pertanyaannya, saat tawa dan canda diselingi tangis dan rengekan permohonan, saat senyumnya mulai bisa berarti lain dari sekedar senang...kita merasa bingung dengan berbagai hal yang kemudian menghilang dari anak kita dan berubah menjadi sesuatu hal yang lain yang tidak kita sukai. Saat anak mulai membanting sesuatu saat marah, mulai bisa teriak teriak menangis dengan kerasnya saat berada ditempat umum, saat pertanyaan yang aneh aneh muncul dari mulutnya dan kita belum siap untuk menajwabnya. saat berbagai tuntutan dari yang wajar sampai hanya karena tren dari teman menyerang dan menyergap pengahsilan kita bertubi tubi...saat kita murka dan bereaksi lebih terhadap sikap anak kita kemudian pasangan justru menohok kita dengan pernyataan yang kurang simpati atau memperkeruh suasana....istilah sang sutradara 'The perfect strom" saat semua kondisi menekan suasana batin dan perasaan kita sebagai pribadi.

Saat kita ingin lari atau menemukan tempat beristirahat dan ditemani orang lain untuk sekedar membuat kita nyaman dan kemudian kita terjebak dalam kondisi kecanduan. Disatu sisi kita sudah merasa tidak bisa berbuat lagi karena semua situasi sudah menyudutkan dan tanpa solusi sedangkan disisi lain kita mulai menikmati pelarian kita. Saat kita semakin tenggelam dalam pelarian kita apapun itu semakin menuntut kita untuk meninggalkan peran kita yang sesungguhnya dan disaat itulah puncak dari pertanyaan yang sejatinya harus kita jawab" apa maumu?"

Kemampuan kita untuk segera menjawab, berani menjawab dan segera menemukan jawaban serta bertindak atas dasar jawaban kita dan konsisten bahwa selalu ada jawaban diatas jawaban maupun pertanyaan yang silih berganti bertanya dan seolah memberi solusi.

Semoga kita semakin hari semakin baik dalam mengelola perasaan dan kebimbangan yang kita alami.. semua perasaan bimbang tersebut adalah penanda adanya suatu hal yang patut kita waspadai dan sebagai ujian kesungguhan kita.

Rabu, 14 April 2010

kepak sayap burung di antara Perang Berdarah di Koja...


Seperti kehabisan kata ketika hendak menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi di Koja, jakarta Utara kemarin (Rabu, 14 April 2010) dan bagaimana peristiwa tersebut berlangsung. Bukan karena mata tidak mampu merekam gambar apa yang terjadi, bukan juga karena susunan kata tiba tiba menghilang dari ruang simpanannya di memori pikiran bukan pula yang karena sok sedih dan terlalu mendramatisir keadaan...tetapi apa yang terjadi sesungguhnya diluar keinginan waras dan nalar serta nurani kita sebagai manusia.

Kita menyaksikan "perang batu" dan alat lain lain saling serang dan berusaha menghancurkan atau membunuh bukan hanya pada sasaran atau lawan tetapi sesungguhnya menghancurkan dan membunuh nurani diri kita sendiri dan juga menularkan wabah bengis dan amarah kesekeliling kita. Anak anak sekolah seolah diberikan pembenaran atas kenakalan dan hobi tawuran antar mereka, hobi saling tuduh dan tuding tanpa solusi menjadi hidangan utama setiap muncul masalah, budaya kekerasan sebagai solusi dan penjarahan sebagai jalan melampiaskan rasa frustasi atas berbagai tekanan yang ada...kemudian mengundang berbagai komentar dan analisa bagi para pakar dan pihak yang memang tugasnya mendapatkan sesuatu dari komentar, saran, sinisme maupun hasil analisa entah psikologi massa, histeria massa, mismanagement, human error, hingga ke sosiologi masyarakat. Entah mengapa dalam beberapa hal kita seperti berjalan ditempat...masalah yang sama, pendekatan yang sama, komentar dan analisa yang sama, proses menyadari kesalahan yang sama diwaktu yang berbeda sedangkan diluar sana tantangan semakin besar dan potensi solusi sesungguhnya sangat terbuka sebagai suatu opsi, hanya masalah kita semua mau atau tidak berubah.

Berbagai atribut keagamaan tertentu yang dipakai dalam peristiwa ini juga sangat merugikan bukan hanya bagi masyarakat yang memeluk keyakinan tersebut tetapi juga bagi pihak lain yang mungkin mempunyai persepsi yang salah dan menimbulkan stigma yang negatif dan semacam pembenaran bahwa apa yang selama ini menjadi identitas oknum sebagai identitas institusi. Hal ini sangat membahayakan kita sebagai warga yang berada dalam keberagaman suku, agama, ras dan aliran kepercayaan dan disatukan oleh satu kepentingan bersama yaitu hidup rukun bersama memajukan masyarakat secara bersama sama. Mudah mudahan hal ini menjadi bahan renungan bagi kita semua.

Saat perselisihan semakin memanas ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari rumah sakit di Koja, kita mengetahui bahwa para korban baik itu dari pihak masyarakat maupun pihak satpol PP atau kepolisian dirawat dalam satu ruangan dengan standar perlakuan yang sama. Disana kita tidak melihat pihak RS membedakan para korban atau memisahkan para korban dalam merawatnya. Haruskah rasa sakit yang membuat kita menyatu dan mempunyai empati satu dengan yang lainnya sehingga puluhan bencana harus terjadi dahulu baru kita menjadi bangsa yang benar benar solid dan bersatu dan bukan persatuan semu yang mudah goyah dengan berbagai godaan dari dalam diri kita apalagi dari luar yang kita semua tahu didukung kekuatan ekonomi maupun penerapan kecerdasan yang lebih...

Haruskah perselisihan tentang keberadaan makam menjadikan kita membuat lebih banyak kuburan bagi teman dan saudara saudara kita? Jika kekeramatan sebuah makan yang diniatkan untuk dijaga menjadikannya potensi bencana maka kita perlu banyak merenung apa dibalik semua kejadian ini siapa yang terlibat apa motifnya dan bagaimana diri kita mengambil pelajaran dan nilai yang memberdayakan diri dan kehidupan kita. Hidup ini terlalu berharga untuk berbagai tindakan yang semestinya tidak perlu dilakukan dan tidak perlu terjadi serta semestinya bisa diganti dengan kegiatan yang lain

Kita seolah baru disadarkan betapa perbedaaan pendapat sesungguhnya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih baik, kita juga mendapatkan pemahaman baru nan lama haruskan timbul korban sedemikian banyak dahulu kemudian kita baru menyadari kesalahan kesalahan kita.

Jika Anda membaca artikel sebelumnya " All about Miswanto" kita akan disadarkan betapa hal hal kecil dan sederhana yang ada disekeliling kita bisa menjadi pemicu (triggers) atas berbagai tindakan kita selanjutnya. Pikiran kita seperti sebuah model mekanisme pilihan otomatis yang membangkitkan dorongan suatu tindakan. Saat berbagai pilihan tindakan muncul atas ide ide dipikiran kita saatnya untuk mengambil jarak sesaat menjadi pengamat yang paling analisis dan menanyakan Apakah tindakan ini sudah tepat?

Saat peristiwa di Koja kemarin barangkali tidak banyak yang memperhatikan beberapa ekor burung yang mengepakkan sayap sayapnya untuk terbang meninggalkan lokasi TKP yang penuh dengan aura panas dan gelap. Kepak sayap burung yang membebaskan dirinya dan membahagiakan dirinya walau itu untuk sejenak...

All about Miswanto...


Coba Anda baca komentar komentar berikut yang menanggapi artikel"Teves Pemalas, Teves Beringas" di kompas.com hari Rabu 14 April 2010 :

MANCHESTER, KOMPAS.com — Bek Manchester United, Rio Ferdinand, mengungkapkan rahasia kehebatan penyerang Manchester City, Carlos Tevez. Menurut dia, saat masih membela MU, Tevez selalu tampil bugar pada setiap laga karena menyimpan tenaganya dengan bermalas-malasan pada sesi latihan.

Jelang derbi Manchester yang digelar akhir pekan ini, Sabtu (17/4/2010), Tevez kembali menjadi bahan perbincangan. Penyerang asal Argentina itu seperti menemukan bentuk permainan terbaiknya semenjak membela City musim ini.

Ia telah mengemas 22 gol dari 30 laga yang dilakoninya di pentas Premier League. Yang paling anyar, Tevez mengemas sepasang gol saat "The Citizens" membantai Birmingham City 5-1, Minggu (11/4/2010).

Ferdinand tak terlalu terkejut dengan kehebatan penyerang berusia 26 tahun itu. Baginya, Tevez memiliki karakter unik dengan bermalas-malasan pada sesi latihan, tetapi beringas saat melakoni pertandingan.

"Carlos Tevez adalah karakter yang menarik. Ketika di MU, ia menyimpan tenaganya untuk pertandingan. Ia tidak pernah mengerahkan kemampuan terbaiknya saat latihan," ungkap Ferdinand kepada The Sun.

"Ia bekerja keras di pusat kebugaran. Ia adalah pemain profesional, dalam arti bahwa semua yang dilakukannya diarahkan pada pertandingan akhir pekan. Anda bisa melihat ia menghemat tenaga selama sepekan dan mengeluarkannya di atas lapangan," paparnya.

Ferdinand mengaku tak menerapkan pola latihan seperti Tevez. Namun, menurut dia, pola tersebut sangat jitu bagi Tevez dan membuatnya sulit dihentikan pada akhir pekan nanti.

"Latihan tersebut bukan caraku. Aku harus berlatih pada level yang tinggi setiap hari. Namun, itu bekerja bagi Carlos dan ia bisa sangat sulit untuk ditahan," pungkas Ferdinand. (SUN)


berikut ini list komentarnya sampai dengan tulisan ini dibuat :

miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 06:54 WIB

kalo gak bisa menghentikan jangan bilang orang lain malas saat latihan dasar anaknya fergie banyaknya omongnya daripada kerjanya

kakaknya miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 07:20 WIB

de miswanto mas ferdinand lg ngomong pola latihan yg diterpkan tevez ....kok lo ngomong yang gak bener...kamu masih bodoh ternyata..ntar malam belajar lage ya....

Sodara Kakaknya Miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 09:43 WIB

Maklum lah ya sodaraku Miswanto itu memang belum terlalu lancar Bahasa Indonesianya, jadi komentarnya rada gak nyambung dan emosional (yang terakhir ini warisan leluhur). Jadi nggak salah kalau kakaknya nyuruh dia belajar lagi, belajar bahasa dulu Mis, nggak usah Matematik. Mumet.

bapaknya miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 10:09 WIB

Anakku Miswanto, kalo orang ngomgongnya baik2 koq kamu jadi sewot sendiri? Takut klub MU dibantai ama Tevez kali ya? Kakak Miswanto, kamu ntar malam coba ajarin dd mu yg masih bodoh itu ya.

adiknya miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 10:17 WIB

biarlah ntar malem kak miswanto aku ajarin baca. meski aku masih kelas 2 SD tapi aku lebih jago membaca daripada kak miswanto. dari dulu dia emang paling parah pelajaran itu

temennya miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 11:04 WIB
WOHAHAHAHAHA... miswanto gokill...

gurunya miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 11:12 WIB
dari dulu emang miswanto sering ga naik kelas...

miswanto oh miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 11:36 WIB
nasib miswanto, sekali komentar balasanya ga enak semua. nyesel seumur idup.....ancur dunia..

cowonya miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 11:45 WIB
ahh kamu say..ga pinter2 dr dulu...benci aku...yiuuu

anti miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 11:55 WIB
woi... miswanto bersaudara jgn asal cuap aja....tevez ok siapa dulu pelatihnya....mancini....

Mbahnya Miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 12:02 WIB
Weleh...welehw...cucu2 ku pd ribut apaaan sih??? Biarian si Tepes malas2an, yg penting kalian jgn gitu yah....kalian hrs tetep rajin nyetor ke mbah...huk..huk..hukk..(batuk)..!

BOSSNYA MISWANTO @ Rabu, 14 April 2010 | 12:39 WIB

TO WAKTU LU NGLAMAR KERJA KAYAKNYA PINTER LHO, LAMA-LAMA KOK KETAHUAN "KURANGNYA" SIH, BELAJAR BACA DULU TUH AMA SI ADIK

SOHIPnya MISWANTO @ Rabu, 14 April 2010 | 12:40 WIB
HIDUP MISWANTO!!!!!! Mereka kan cuma pendukung MU yang kecewa. Yang lebih penting mereka juga tau apa2. Kentut lo semua yang mengledek sohip gw "miswanto"

"mantan"nya miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 12:44 WIB

nah mas tahu khan skrg kenapa waktu itu sy putusin..hik..hik.. malu-maluin sich.. hik..

FBM Fans Berat Miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 13:06 WIB
wkkkkkkkkkkk.... Hidup Miswantooooooooo

tetangganya miswanto @ Rabu, 14 April 2010 | 13:19 WIB
makannya, nak, belajar...jgn ngitip org mandi mulu

Apa Tanggapan Anda? Apa yang mengusik pikiran kita untuk menambah komentar atas komentar yang ada? Apakah tanggapan atau komentar kita menunjukkan kepedulian kita?
Kita disajikan sebuah contoh nyata bagaimana sebuah "provokasi" entah sengaja atau tidak bisa menggiring opini dan mengarahkan pikiran kita untuk cenderung kearah tertentu dan peran media sebagai alat utama sangat kuat berperan.

All about Miswanto sepenuhnya tergantung kepada Anda...

Anakmu bukanlah milikmu...


Apakah anda sebagai orang tua merasa memiliki Anak Anda? atau jika anda sebagai anak apakah Anda merasa Anda benar benar dimiliki oleh orang tua Anda? Dimiliki disini bukanlah pernyataan klise yang bernada 'jaim' atau jaga image tetapi sebuah pertanyaan yang harus kita jawab secara jujur dan dibuktikan bukan hanya dengan kata dan perbuatan tetapi juga dengan pengesahan/legitimasi.

sebelum lebih jauh membahas apa dan kenapa harus ada legitimasi segala marilah kita menjawab apa yang terjadi pada diri kita terlebih dahulu dan kemudian mencoba mencari benang merah dan hubungannya dengan mengetahui perbedaan antara mengetahui konsep kepemilikan anak yang kita miliki dengan yang seharusnya dilakukan.

Sedikit renungan akan eksistensi diri kita, Jika kita ditanya siapakah diri kita ini ? jawaban sederhana adalah nama saya A dengan pekerjaan B dan saya tinggal di C berikut daftar hobi, kesukaan dan kecenderungan tertentu yang masing masing pribadi unik dan berbeda satu dengan yang lainnya.

hanya masalah nama saja banyak diantara kita yang menganggap bahwa nama tidaklah bisa dianggap sebagai nama apalagi diawali dengan kata hanya yang bernada meremehkan, bagi sebagian nama adalah sebuah harta tidak ternilai dan terkait dengan nama baik, harga diri dan kalau yang senang marketing nama adalah harta dan merek dagang.

Ada juga diantara kita yang kurang puas atau merasa rendah diri ketika nama kita keluar dari jalur trend media/jaman yang menjual dan memunculkan image tertentu dan kemudian menggantinya dengan nama baru yang lebih wah...istilah kerennya upgrade nama...wah wahhh..

Ketika diri kita terus menggali lebih dalam lagi bertanya kedalam diri kita, mereview ulang apa yang selama ini telah kita kerjakan, bagaimana jika sewaktu waktu kita meninggal dunia misalnya dan bagaimana pada akhirnya kita memperlakukan atau menganggap anak kita. Apakah sebagai pemilik ataukah sebagai yang lain?

banyak diantara kita akan menjawab bahwa anak adalah sebagai penerus atau penjaga eksistensi kelangsungan darah atau keturunan. Ketika belum ada keturunan maka akan mengupayakan secara maksimal untuk mendapatkannya meski disebagian masyarakat yang lain sering kita melihat atau mendengar berita berita bagaimana bayi dibuang atau ditelantarkan.

Diantara kita juga menganggap bahwa anak adalah milik kita dan sebagai dasar mendidik dan membesarkan anak akan dianggap sebagai investasi. akan ada investasi yang berhasil atau untung dan akan ada investasi yang gagal atau merugi. Saat kita tidak menginginkan investasi kita gagal maka kita akan melakukan apa saja yang perlu dilakukan untuk membuat investasi kita berhasil. Ada juga diantara kita yang tidak mau mengakui niat dibalik sebenarnya dari tindakannya dalam mendidik anak atau tidak tahu bagaimana membesarkan anak karena itu adalah tugas dari wanita atau isteri atau ibu yang pada intinya itu adalah tugas perempuan...walah. Ada juga diantara kita yang merasa sangat resah karena ketika sudah anak kelima jenis kelaminnya masih tetap sama, jika kelima-limanya perempuan kita masih menginginkan yang berikutnya terlahir laki laki dan begitu sebaliknya...ternyata keinginan kita sedemikian banyaknya dan mensyarakat banyak hal agar kita merasa nyaman dan atas dasar itulah maka kita mengetahui bahwa sebenarnya faktor kelegaan dan kenyamanan ini merupakan faktor dominan yang dicari oleh semua orang terlepas seberapa canggih kemampuan tehnis dan kecerdasannya baik menyadari maupun tidak akan fakta ini.

Dalam proses tumbuh kembang anak menjadi dewasa maka kita sebagai orang tua berperan sangat besar didalamnya atau jika kita sebagai anak maka jalan hidup kita sebenarnya sangat ditentukan bagaimana sikap dan perilaku orang tua atau siapapun yang membesarkan diri kita. Dalam proses ini seringkali kita jumpai bagaimana proses keluarga yang berangkat dari latar belakang mama atau papa tiri banyak sekali kasus ketika kita hidup satu atap atau berinteraksi dengan seseorang yang kurang nyaman meski pada awal proses sekalipun. Lengkapnya kedua orang tua dalam proses perkembangan seseorang juag belum menjamin keberhasilan seseorang jika apa yang dilakukan justru kontra produktif terhadap proses perkembangan si anak.

Kita semua menyadari bahwa pada akhirnya tidak ada niat sedikitpun dari orang tua kita atau ketika kita sebagai orang tua berniat menjerumuskan anak kita kedalam kesulitan atau kondisi yang buruk namun harus dicatat disini bahwa apapun tindakan super yang kita lakukan jika dimata anak atau menurut sudut pandang anak bukan yang sebenarnya dan terjadi mispersepsi dan gap antara orangtua dan anak maka hal tersebut akan berakibat fatal bagi sanga anak..dan nantinya efek domino akan kembali kepada orang tuanya.

perkembangan tehnologi dan bagaimana akses penyalahgunaan fasilitas dan tehnilogi sudah sedemikian dasyatnya. Sebagai orang tua jika sampai ketinggalan dengan proses perkembangan ankanya maka akn mucul gap komunikasi dan pada akhirnya akan mudah memicu konflik. Kondisi kemapanan financial dan tercapainya semua tahapan kemampuan ekonomi tidak membaut diri seseorang merasa nyaman dan bahagia secara emosi. Apalagi kondisi ini diperparah oleh semakin meningkatnya tren gaya hidup yang serba instan serba mudah dan serba mewah...

Pengesahan atau legitimasi kita sebagai orang tua bagi sang anak sering diukur dari seberapa besar dan tinggi prestasi dan kinerja anak tersebut, anak menjadi semacam lomba dan agenda bahan kebanggan dimanapun ketika kita bersosial baik dilingkup kecil keluarga atau masyarakat. Rasa kebanggaan ini bukanlah hal yang salah jika saja prosesnya adalah kebanggaan dan kebahagian anak sebagai yang utama dan kita sebagai orang tua yang berperan memfasilitasi segala kemajuan buah hati kita turut mendapatkan hasil positifnya. Kita sering bertindak secara tidak sadar memvonis dan menghukum potensi dan prestasi unik dari anak anak kita dengan berbagai doktrin versi kita yang mungkin secara tidak sadar kita terima secara turun temurun dari jamannya patih mojopahit (siapa tahu Anda adalah keturunannya...he he).

Pada dasarnya setiap kita dan anak kita berhak mendapatkan apapun dukungan yang membuatnya berkembang menjadi seperti potensi yang seharusnya. Kadang kelemahan dan ketidakmampuan kita dalam melihat secara jernih apa yang sesungguhnya terjadi membuat kita salah dalam melangkah.

Semoga kita mampu menyadari bahwa kebahagian anak adalah yang utama sebagaimana kita dahulu sebagai mantan anak anak menginginkan satu hal yang mendasar...yaitu kita menginginkan rasa cinta dengan tanpa embel embel apapun....cukup dekap dan pelukan penuh kasih dan sayang, usapan lembut rambut dan bisikan bisikan yang membangkitkan semangat dan jiwa murni kita...

Selasa, 13 April 2010

Pak Susno dan "aku"...


Apakah Anda mengenal Pak Susno? Jika sudah mengenal tokoh yang sedang menjadi pusat pemberitaan media massa saat ini, seberapa dekat dan tahu persis bagaimana dalam kesehariannya pak Susno beraktifitas dan berinteraksi dengan Anda.

Ada analisa(dugaan) menarik ketika awal awal media mulai memberi perhatian kepada Pak Susno dalam kasus Bibit-Chandra yang kemudian dikemas dalam istilah "cicak vs buaya". Dari kasus ini kemudian bergulir kecaman, kritikan dan hujatan kepada Pak Susno. Setiap hari proses saling serang saling mempertahankan posisi yang terus menerus kait mengait satu dengan yang lainnya hingga proses investigasi yang dilakukan oleh tim 8 (independen) yang kemudian diperdengarkan rekaman percakapan antara Anggodo dan cs nya. Salah satu isi rekaman adalah adanya komitmen yang besar dari trunojoyo tiga yang tidak lain adalah Pak Susno. Berbagai fakta dan informasi yang disajikan oleh media seakan memojokkan posisi Pak Susno hingga Kapolri beserta jajarannya yang dalam rapat dengan DPR komisi III masa itu sedemikian kuat berusaha membela dan mengamankan pak Susno. bahkan Presiden sendiri pada awalnya terkesan bahwa kasus Bibit-Candra harus dibawa ke proses pengadilan sehingga akan ditentukan apakah beliau beliau ini bersalah atau tidak. Namun demikian pada akhirnya kita semua tahu bagaimana akhir dari babak pertama ini...Bibit-Candra dilepas dari tahanan, masyarakat mulai terdiam dan kemudian Pak Susno harus dicopot jabatannya sebagai Kabareskrim yang merupakan jabatan strategis. Bisa dikatakan Kabareskrim adalah the next kapolri mengingat masa jabatan kapolri terbatas.

Analisa/dugaannya adalah bahwa Pak Susno sejak meniti karir mulai di Surabaya (jawa timur) mulai mengenal Anggodo dan sebagai cukong maka Anggodo mulai "mengkader" Pak Susno dengan dukungan berbagai fasilitas sehingga ketika sudah berada di pusat komando giliran Anggodo mengambil bunga investasi hingga bagian dari investasinya...sekali lagi ini adalah dugaan modus yang mungkin terjadi jika posisi cukong berinteraksi dengan pejabat baik sipil maupun militer atau polisi.

Saat itu Pak Susno seolah sudah habis dan tenggelam...

Hari berganti hari dan kemudian saat ini kita menyaksikan bagaimana langkah langkah strategis Pak Susno membuat pihak pihak yang sebelumnya berinteraksi dengannya terhenyak kaget oleh manufer dan jurus yang dibuatnya.

jajaran kebareskrim dikagetkan dengan pukulan maut berupa isu makelar kasus dan makelar pajak yang melibatkan berbagai posisi pejabat di tim kabareskrim. Mungkin disini seolah Pak Susno menujukkan bagaimana posisinya dahulu sangat rawan dengan godaan dan juga kesalahan adalah masalah diketahui oleh publik atau tidak. Artinya Anda akan bersalah jika publik menyorot dan mengetahui kesalahan Anda dan jika tidak diketahui atau diketahui tetapi tidak disorot maka hal itu bukan sebagai kesalahan.

Disisi lain pak Susno mungkin ada kekecewaan dengan berbagai pihak yang sebelumnya ikut andil dalam menjatuhkan posisinya dan mungkin juga salah satunya adalah institusinya sendiri yang gagal mengamankan atau menbelanya.

Media massa yang sebelumnya menjadikan pak Susno berada dalam posisi tembak sekarang ini justru berbalik posisi secara tidak langsung sebagai sarana Pak Susno menyerang balik dan menghancurkan berbagai tekanan sebelumnya. Saat ini banyak sekali dukungan terhadap Pak Susno untuk terus bersemangat membongkar berbagai mafia kasus meski tidak sedikit juga yang menyangsikan perannya karena mengapa baru sekarang membongkarnya? apakah pada masa Pak Susno menjabat hal hal demikian belum terjadi.

Jika sesaat kita perhatikan berbagai langkah dan bagaimana Pak Susno menyampaikan informasi dari sisi mimik wajah atau gestur tubuhnya nampak sekali bahwa Pak Susno secara taktik dan strategi sangat menguasai medan, penuh percaya diri, analisa tajam nampak sekali dari bagaimana sorot matanya menatap, ada kesan menyelidik dari gerak wajahnya yang seperti posisi petinju fighter (seolah menunduk kebawah dengan tatapan mata lurus kedepan dan sedikit cenderung keatas)....cara bicara dan tersenyum sangat lugas dan sekali lagi tetap percaya diri. Bagi yang berpandangan negatif bisa menduga ada kesan sedikit licik dan saking percaya dirinya maka terpeleset atau terjatuh oleh pernyataannya sendiri yang dipandang orang alin sebagai bentuk arogansi.

"Aku" disini adalah interpretasi dan persepsi yang bisa digantikan oleh siapapun Anda dan tidak peduli apa dan bagaimana hubungannya dengan Pak Susno. Anda bebas menyampaikannya apapun pendapat dan ekspresi tersebut...hanya saja perlu diingat bahwa apapun itu haruslah yang membuat kita menjadi lebih waspada, lebih kritis, lebih arif dan adil dalam menempatkan posisi siapa sesungguhnya yang paling menikmati keuntungan atas kejadian ini ? dan sekali lagi yang membuat kita lebih baik dari hari kemarin.

Senin, 12 April 2010

mengetahui dengan lebih baik...

Pernahkan Anda dihadapkan pada sebuah situasi dimana rasa penasaran atau kecurigaan terhadap seseorang muncul sedemikian kuatnya yang meski anda coba untuk menghilangkan justru perasaan curiga atau penasaran itu semakin anda pikirkan?
Atau secara sederhana pernahkan Anda memikirkan sejak kapan anda mengetahui perasaan suka atau sayang atau bahkan cinta terhadap kekasih Anda itu muncul? yang seringkali perasaan ini muncul ditandai dengan adanya kegelisahan ketika tidak bertemu dan menjadi bingung setelah bertemu, adanya ketidakrelaan ketika orang yang kita suka didekatin oleh kompetitor.

Saat itulah tiba tiba banyak sekali waktu dan energi Anda curahkan untuk sekedar memikirkan sedang apa dirinya? baju apa yang dia pakai? dan bahkan bisa mucul ide ide atau tindakan konyol diluar kebiasaan kita misalnya- seperti mengikuti kemana saja 'target' bepergian tanpa tahu persis apa yang kita cari sebenarnya.

Kita seperti mempunyai energi lebih untuk memperhatikan dan selalu menambah "pengetahuan"kita terhadap apapun yang terkait dengan hal hal yang kita sukai. Seperti seorang anak yang hampir tanpa lelah bermain kesukaannya dan kemudian terus tenggelam dalam dunianya, sambil berproses menyerap kegembiraan, keceriaan, kesenangan maupun sensasi menyenangkan lainnya. Setiap menemukan hal hal baru akan mendorong keingintahuan kita mengetahui hal hal baru lainnya. bentuk hasrat ini telah banyak diwakilkan oleh peran media masa dimana rasa keingintahuan publik/masyarakat terhadap berbagai isu/topik informasi benar benar terpuaskan. kita seperti seorang pelancong dengan bugdet cukup dibanjiri dengan berbagai tawaran akan berbagai ragam cinderamata ketika berada di suatu lokasi wisata.

Media massa telah memberi akses kepada kita akan hampir semua kebutuhan informasi yang kita butuhkan, hampir semuanya berlimpah dan mengakses kebutuhan informasi dan rasa ingin mengetahui diantara sekian banyak informasi adalah suatu kerumitan tersendiri bagi sebagian orang. Andai saja kita mampu menciptakan sebuah mekanisme yang paling efektif dan efisian dalam berbagi pengetahuan yang paling mendukung pengembangan diri dan kemampuan kita dan mengutilisasi pengetahuan dengan baik dan mampu mengembangkannya sehingga bagaimana proses kita mengetahui sesuatu hal akan berjalan lebih baik lagi.

Sering timbul gap atau jarak yang membedakan kita dengan generasi diatas kita atau bahkan generasi dibawah kita dari sekedar istilah, alat /prasarana komunikasi, bahasa , sampai sistem kepercayaan yang dianut masing masing generasi bisa memunculkan gap ikatan hubungan komunikasi maupun interaksi sosial. Kita seperti terkotak kotak bukan hanya oleh suku, agama, ras, aliran kepercayaan tetapi lebih kuat lagi terkelompok dalam agama baru yaitu 'informasi'.

Mungkin ibu atau nenek kita tidak akan terlalu tertarik dengan bagaimana artis anu begitu sambil ini dan itu, atau bagaimana sorot kamera dan ulasan media terpusat kesatu arah "hot issue" yang kecepatannya berganti ganti setiap hari, jam bahkan menit seperti slide seminar yang kecepatan perpindahan antar slide bisa berganti sesuka hati program yang kita inginkan. Generasi ibu atau nenek kita mungkin lebih tertarik ke acara acara seperti kumpul dengan teman, arisan, nonton sinetron, atau kegiatan keagamaan karena tingkat kesadaran beliau beliau ini lebih kearah religius. Mungkin sorot kamera dan ulasan media akan berganti topik menyajikan informasi berbeda dari yang sering kita alami sekarang ini jika misalkan ada beberapa nenek nenek dengan gaya baju seperti anak muda jaman sekarang berdugem ria, merokok, dan "menikmati hidup" dan berjemur disebuah pantai dengan bikini ketat...just imagine aja.

Sebuah passion akan suatu hal berpeluang menutup peluang untuk mengetahui hal lainnya. Sama seperti ketika kita dihadapkan pada dua buah acara TV stasiun yang berbeda yang sama-sama menarik dan kita sukai tetapi jam tayangnya bersamaan. Pada akhirnya pilihan harusnya berada pada diri kita. Kitalah yang menentukan apa saja yang kita perlu dan ingin kita ketahui dan atas dasar tujuan apa kita mengetahui hal tertentu. Tidak semua pengetahuan yang disajikan dan ditawarkan berguna untuk diri kita. kalau kita terjebak dalam arus informasi tanpa bisa memanfaatkan untuk pemberdayaan diri atau setidaknya mengetahui konsep dibalik 'segala sesuatu'. Pernahkan kita berpikir siapa yang paling diuntungkan dalam setiap detik waktu yang kita miliki? siapa yang paling banyak menyita waktu kita sehingga tingkat kemajuan yang kita raih belum bisa mengikuti kecepatan laju kebutuhan kita? Apakah kita berpikir apa hidup yang kita jalani tergantung dengan bagaimana pihak diluar diri kita? kecepatan kita mengetahui dengan lebih baik dan mengetahui tujuan sebuah pengetahuan akan membuat kita diketahui sebagai orang yang lebih beruntung.

Sebagai renungan, penglihatan mungkin bisa menipu, pengetahuan akan melahirkan kebijaksanaan dan mengetahui bagaimana mengetahui dibalik sesuatu yang harusnya kita ketahui akan membesarkan kemungkinan kita begitu beruntung....